Menurut Widarjono (2010:282) setelah peneliti melakukan estimasi analisis faktor konfirmatori, langkah selanjutnya dalam menginterpretasikan hasil dari analisis faktor konfirmatori adalah mengevaluasi kesesuaian atau kebaikan suatu model secara menyeluruh (over all fit model) yang dalam bahasa indonesia disebut "uji kelayakan model'. terdapat beberapa metode untuk menguji kebaikan atau kesesuaian suatu model secara menyeluruh, yaitu :
Jasa olah data terpercaya sejak tahun 2007, membimbing lebih dari 100 mahasiswa S1 dan S2. melayani seluruh Indonesia. selesai baru bayar, garansi sampe lulus
John (081294400087)
PIN BBM : 7ED67817
Jasa olah data terpercaya sejak tahun 2007, membimbing lebih dari 100 mahasiswa S1 dan S2. melayani seluruh Indonesia. selesai baru bayar, garansi sampe lulus
John (081294400087)
PIN BBM : 7ED67817
- Uji statistic chi-square (Xsquare test)
- Root means squares error of approximation (RMSEA)
- Goodness of Fit Index (GFI)
- Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
- Root Mean Squares Residual (RMSR)
dari beberapa uji kelayakan model tersebut, model dikatakan layak tidak paling tidak salah satu metode uji kelayakan model terpenuhi. memang, bila uji kelayakan model bisa memenuhi lebih dari satu kriteria kelayakan model, model analisis konfirmatori akan jauh lebih baik daripada hanya satu yang terpenuhi. dalam suatu penelitian empiris, seorang peneliti tidak dituntut untuk memenuhi semua kriteria goodness of fit, akan tetapi tergantung dari judgement masing-masing peneliti. Menurut Hair, et all (2010) dalam latan (2012:49) penggunaan 4-5 kriteria goodness of fit dianggap sudah mencukupi untuk menilai kelayakan suatu model, asalkan masing-masing criteria dari goodness of fit yaitu absolute fit indices, incremental fit indices, dan parsimony fit indices terwakili.