Uji Reliabilitas

       Hipotesis yang sudah dibuat pada awal perencanaan penelitian harus dilihat keandalanya.  Menurut Malhotra (2012: 317), keandalan merupakan sejauh mana skala dapat menghasilkan hasil yang konsisten apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang memberikan hasil ukur yang sama. Kesalahan dalam pengukuran akan berakibat pada hasil yang berbeda dalam mengukur sesuatu yang sama (Suharsaputra, 2012: 104). Reliabilitas ditentukan dengan berulang kali mengukur konstruk atau ketertarikan variabel. Semakin tinggi tingkat hubungan antara skor yang diperoleh melalui pengukuran berulang, skala semakin dapat diandalkan. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam pengukuran keandalan (Malhotra, 2012: 317).
            Pertama, test-retest reliability yaitu uji keandalan dengan memberikan kuesioner yang sama kepada seorang responden dalam waktu yang berbeda. Diberikan dengan jangka waktu dua atau empat minggu (Malhotra, 2012: 317). Korelasi antar skor yang diperoleh dari responden yang sama dihitung untuk dilihat tingkat kesamaanya. Semakin tinggi nilai korelasi, maka semakin tinggi tingkat keandalanya. Jenis pengukuran ini memiliki banyak kekurangan, yaitu: pertama, masalah waktu. Semakin besar jarak pengujian pertama dan kedua, semakin tidak andal skalanya. Kedua, faktor lingkungan akan berubah dan akan mempengaruhi hasil uji. Ketiga, adanya kesulitan mendapatkan responden yang sama untuk pengujian kedua. Keempat, responden biasanya akan menjawab sama seperti yang dijawab pada uji pertama (McDaniel dan Gates, 2013: 286).
            Kedua, alternative-forms reliability atau biasa disebut sebagai equivalent-forms reliability. Alternative-forms reliability dilakukan dengan menguji korelasi dari dua kuesioner yang memiliki indikator-indikator variabel dan skala yang sama (Malhotra, 2012: 317). Caranya dengan memberikan pertanyaan pada responden dan setelah dua minggu kemudian diberikan lagi pertanyaan yang setara pada responden yang sama tetapi instrumen berbeda (Sugiyono, 2009: 130). Hasil yang diharapkan adalah tingkat kesamaan yang tinggi. Kelemahan menggunakan jenis keandalan ini adalah pada saat penyusunan pertanyaan pertama dan kedua dimana keduanya harus terlihat berbeda tapi memiliki arti yang sama. Kelemahan lain pada uji Alternative-forms reliability sama dengan uji test-retest reliability (McDaniel dan Gates, 2013: 288).
            Ketiga, internal-consistent reliability yaitu mengukur dua atau lebih konsep yang sama pada waktu yang bersamaan. Selain itu, internal-consistent reliability juga dapat membandingkan untuk melihat tingkat kesetujuan responden. Ada dua jenis cara internal-consistent reliability, yaitu split-half dan coefficient alpha atau biasa disebut Cronbach’s alpha (McDaniel dan Gates, 2013: 288). Metode split-half adalah uji reabilitas dengan membagi dua indikator-indikator pada kuesioner penelitian (Malhotra, 2012: 317). Cara ini hanya dapat digunakan pada instrumen pengukuran dengan jumlah aitem genap. Pengelompokan dilakukan pada aitem-aitem yang valid (Suharsaputra, 2012: 106). Sedangkan Cronbach’s alpha digunakan untuk mengukur keandalan indikator-indikator yang digunakan dalam kuesioner penelitian (McDaniel dan Gates, 2013: 289). Berikut merupakan tabel keuntungan dan kelemahan dalam pengukuran keandalan (Tabel 3.9).
Dalam penelitian ini, uji keandalan setiap variabel diukur dengan menggunakan Cronbach’s alpha. Ada tiga alasan peneliti menggunakan uji Cronbach’s alpha. Pertama, karena teknik ini merupakan teknik pengujian keandalan kuesioner yang paling sering digunakan (Bryman dan Bell, 2007: 176). Kedua, dengan melakukan uji  Cronbach’s alpha maka akan terdeteksi indikator-indikator yang tidak konsisten (Malhotra, 2012: 289). Ketiga, pada penelitian sebelumnya oleh Elsingerich dan Rubera (2010), uji keandalan yang digunakan dengan menggunakan Cronbach’s alpha.

            Cronbach’s Alpha merupakan sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai berkisar dari nol sampai satu (Hair et al., 2010: 92). Menurut Eisingerich dan Rubera (2010: 27) nilai tingkat keandalan Cronbach’s Alpha minimum adalah 0,70. Ada dua alasan peneliti menggunakan nilai keandalan Cronbach’s Alpha minimum 0,70. Pertama, Cronbach’s Alpha yang andal (0,70), dapat memberikan dukungan untuk konsistensi internal. Rata-rata varians dan realibilitas komposit melebihi ambang batas yang disarankan (Bagozzi dan Yi, 1988, dalam Eisingerich dan Rubera, 2010: 27).  Kedua, karena peneliti mengikuti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eisingerich dan Rubera (2010: 27). Nilai tingkat keandalan Cronbach’s Alpha dapat ditunjukan pada tabel berikut ini (Tabel 3.10).

Nilai Cronbach’s Alpha
Tingkat Keandalan
0.0 - 0.20
Kurang Andal
>0.20 – 0.40
Agak Andal
>0.40 – 0.60
Cukup Andal
>0.60 – 0.80
Andal
>0.80 – 1.00
Sangat Andal
       Tabel 3.10 Tingkat Keandalan Cronbach’s Alpha
        Sumber: Hair et al. (2010: 125)       
Selain dilihat berdasarkan Cronbach’s Alpha, suatu indikator yang andal juga dapat dilihat dari nilai correlated item-total correlation. Correlated item-total correlation juga dapat digunakan untuk menghapus indikator yang tidak handal dalam suatu variabel. Nilai correlated item-total correlation dalam suatu indikator agar dinyatakan handal adalah minimal 0.50 (Hair et al., 2010: 125).
          Lebih lanjut, selain dengan melihat Cronbach’s Alpha dan correlated item-total correlation, uji keandalan juga dapat dilakukan dengan uji keandalan konstruk (construct reliability). Hal ini karena dari berbagai pendekatan, ternyata koefisien Cronbach’s Alpha yang menggunakan batas asumsi paling sedikit (Wijayanto, 2008: 65). Selain itu, keandalan konstruk digunakan untuk menguji realibilitas model dari suatu konstruk (Nugroho dan Rohman, 2012: 7). Berdasarkan hal tersebut, selain dengan melihat Cronbach’s Alpha, juga dapat dilakukan dengan uji keandalan konstruk.
 Nilai keandalan konstruk minimum adalah sebesar 0,70 (Hair et al., 2010: 709). Keandalan konstruk dapat diukur dengan rumus berikut ini (Gambar 3.9).






                                             (Σ Std. Loading)2
Construct Reliability =     ______________________________________

                                           (Σ Std. Loading)2 + Σεj


Gambar 3.9 Rumus Uji Construct Reliability
Sumber: Wijayanto (2008: 66)
Keterangan:
-        Std. Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator (diambil dari perhitungan komputer).Σεj adalah measurement error dari setiap indikator